News Update :

Sifat dan Hakekat Manusia dalam Konteks Al-Qur’an

Selasa, 11 September 2012

hakekat manusia
Ketahuilah sesungguhnya manusia itu benar-benar melampaui batas.
Karena dia merasa dirinya punya kemampuan.
Sesungguhnya hanya kepada Tuhanmu manusia itu dikembalikan.
(QS.Al-‘Alaq [96]:6-8)
Petikan kalimat di atas merupakan terjemahan dari surat al-‘Alaq ayat 6 sampai 8 yang berisi peringatan bagi manusia. Pada postingan sebelumnya, para mufassir telah mencoba menggali hikmah dari perintah yang terkandung dalam lima ayat pertama dengan kesimpulan bahwa perintah membaca ini tidak terbatas pada obyek tertentu saja. Selanjutnya, dalam ketiga ayat ini Allah swt menerangkan sifat manusia dan hakekat manusia sebenarnya.
Manusia adalah umat dakwah yang harus menyeru dan diseru untuk dapat menerima segala sesuatu yang terkandung dalam Al-Qur’an sebagai pedoman bagi segala aspek kehidupan. Al-Qur’an menyebut manusia dengan berbagai sebutan antara lain:
-  إنسان (insan)
- ناس  (nâs)
- مرء (mar’un)
- بشر (basyar)
- بنى آدم (bani Adam)
- نفس (nafs)
Dalam bahasa Arab pemakaian satu kata atau penyampaian satu kata sebelum atau sesudah kata lain mengandung arti tertentu. Sebagai contoh dalam kalimat رب العالمين (robbul-‘Alamin) dan باسم ربك الذي خلق (bismi robbikal-Ladzi kholaqa). Allah swt mendahulukan kata Robb kemudian kata ‘Alamin dan al-Ladzi kholaqa. Ini mengandung perintah bagi manusia bahwa dalam belajar atau me ngajar harus mendahulukan pengenalan terhadap Rabb yaitu Allah swt dan baru kemudian al-Alamin atau Al-Khuluq (al-Makhluq) atau hasil ciptaan-Nya.
Metode ini telah dibuktikan oleh Rasulullah saw dengan menanamkan akidah yang kuat bagi umatnya, sehingga beliau dapat membangun umat yang kuat imannya dan tinggi peradabannya.
Mengenai sebutan manusia dengan kata-kata tersebut di atas, para mufassir menemukan ciri-ciri khusus setiap kata tersebut, sebagai contoh:
1. ناس  (nâs).
Biasanya merupakan kata umum tanpa membedakan agama, bangsa dan keturunan serta asal usul. Maka alangkah salahnya atau kufur hukumnya apabila seorang Muslim meyakini bahwa Al–Qur’an hanya menjadi pedoman hidup khusus bagi orang Muslim saja, sebab Allah swt telah menjelaskan bahwa Al-Qur’an diturunkan agar menjadi petunjuk bagi seluruh manusia juga sebagai penjelas dari petunjuk itu dan pembeda antara yang hak dan yang batil (QS 2:185 dan QS. 10:94-95)
2. إنس (insun).
Biasanya kata ini dipakai dalam konteks pengelompokan jenis makhluk Allah seperti yang tercantum dalam QS. 51 ayat 56.
3. مرء (mar’un).
Biasanya kata ini dipakai untuk sebutan manusia ditinjau dari segi bahwa manusia mempunyai muru’ah (rasa malu) (QS. 4:176)
4. بشر (basyar).
Biasanya digunakan untuk sebutan manusia ditinjau dari segi biologis (QS. 18:110, 25:20)
5. بني آدم (bani Adam).
Biasanya dipakai dalam konteks bahwa manusia merupakan keturunan nabi Adam as. (QS. 7:26, 17:70)
6. نفس (nafs).
Biasanya digunakan dalam konteks manusia ditinjau dari segi jiwa (emosi; psikis) (QS.12:53, 89:27)
Berbagai sebutan terhadap manusia itu menunjukkan bahwa manusia memiliki potensi untuk dapat menjadikan potensi tersebut selaras dan seiring dengan kehendak Allah swt. yang bisa memberi kemanfaatan bagi dirinya dan alam semesta atau mungkin sebaliknya bisa membuat kerusakan di muka bumi ini.
Akhirnya dengan berusaha bertadabbur (mempelajari arti) dari ayat-ayat Al-Qur’an ini, mudah-mudahan kita senantiasa terjaga dari apa yang diperingatkan Allah swt dalam ayat-ayat di awal tulisan ini. Pepatah mengatakan, “Barang siapa tidak mengetahui kejelekan, pasti dia terjerumus di dalamnya”. Semua ini berawal dari kurangnya mempelajari ayat-ayat Allah. Semoga kita semakin meyakini kebenaran Al-Qur’an.
Share this Article on :

0 komentar:

Posting Komentar

 

© Copyright MTS NURUL ISLAM SUKALUYU CIANJUR 2010 -2011 | Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.